Tipe-Tipe Masyarakat dalam Menyikapi
Perubahan Sosial
Oleh kelompok V:
1. Lena Sutanti (IX G/ 10)
2. Nabila Syahda Nariswari (IX G/
14)
3. Nanang Kurniawan (IX G/ 16)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tipe-Tipe Masyarakat dalam Menyikapi
Perubahan Sosial” ini dengan baik dan lancar sesuai dengan waktu yang
ditetapkan. Adapun maksud pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk
kepedulian kami dalam menyikapi budaya konsumerisme yang terjadi di masyarakat
akibat perubahan sosial.
Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini secara langsung
maupun tidak langsung.
Dalam pembuatan makalah ini kami juga merasa masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
dapt memotivasi kami dalm pembuatan makalah yang lebih baik di lain waktu.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................................... 2
Pengertian Perubahan Sosial................................................................................................. 3
Tipe-tipe
Masyarakat dalam Menyikapi Perubahan Sosial
a.
Masyarakat Terbuka................................................................................................. 4
b.
Masyarakat Tertutup................................................................................................ 5
Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
a. Perilaku Postif.......................................................................................................... 5
b. Perilaku Negatif....................................................................................................... 7
Sikap Kritis
terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
a. Sikap Positif.......................................................................................................... .8
b.
Sikap Negatif........................................................................................................... 9
Penutup
a.
Kesimpulan............................................................................................................ 10
b.
Saran...................................................................................................................... 11
Daftar
Pustaka................................................................................................................... 12
PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur
budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela akan dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan
pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem-sistem sosial lama kemudian
menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya dan
sistem-sistem sosial yang baru. Hal-hal penting dalam perubahan sosial
menyangkut aspek-aspek berikut, yaitu: perubahan pola pikir masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat, dan perubahan budaya materi.
Menurut para ahli,
perubahan sosial memiliki definisi sebagai berikut.
o Kingsley Davis mengatakan
bahwa Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat.
o Mac Iver mengatakan
bahwa Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.
o William F. Ogburn mengemukakan
bahwa Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan
baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
o Gillin dan Gillin mengatakan
bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup
yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi
ataupun penemuan-penemuan baru (inovasi) dalam masyarakat.
o Selo Soemardjan mengatakan
bahwa perubahan sosial merupakan segala perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya termasuk di dalamnya, nila-nilai, sikap dan pola perilaku
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut
terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia,
perubahan-perubahan mana yang kemudian mempengaruhi segi struktur masyarakat
lainnya.
Menurut
Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan
menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang
berasal dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya
jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat, terjadinya
pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat
adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat
lain.
Menurut Soerjono Soekanto problema
atau masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan
atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi
bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan
sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Tipe -Tipe Masyarakat dalam Menyikapi
Perubahan Sosial
a.Masyarakat Terbuka
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1.Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap
selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di
masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan
yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak
keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.
Berikut
adalah ciri-ciri masyarakat
modern:
1. Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal
baru dan terbuka untuk perubahan
2. Mempunyai keberanian untuk mengemukakan
pendapat
3. Lebih mengutamakan masa kini, sangat
menghargai waktu
4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5. Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib
(mistik)
6. Penuh perhitungan dan percaya diri
7. Menghargai harkat hidup orang lain
8. Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
2. Masyarakat yang Menerima Perubahan
Tanpa Seleksi
Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih
maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal
ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat
perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari
barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut westernisasi
Semua
yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks
bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa
Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang
dari Barat itu modern. Westernisasi harus kita tolak. Kita bukan orang Barat,
tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial
sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.
b. Masyarakat Tertutup
Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan
akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan
perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan
ada yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan
masyarakat luar.
Masyarakat
Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan
mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan
pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup:
1.Tak mau kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi
kelompok
5.Mobilitas sosial rendah
Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan
Sosial Budaya
Kita
telah belajar tentang perubahan sosial budaya dan globalisasi beserta dampak
perubahan sosial budaya dan globalisasi. Perubahan sosial budaya pada
masyarakat menimbulkan adanya perilaku positif dan negatif. Berikut ini
beberapa contohnya
A. Perilaku Positif Masyarakat
Terhadap Perubahan Sosial Budaya
1.Percaya Pada Diri Sendiri
Orang yang percaya diri tidak membiarkan kebiasaan lama, orang lain, dan
kondisi lingkungan mendikte nasibnya. Dia menunjukkan sikap dan menentukan diri
sendiri arah hidupnya. Ia tak pernah terkurung adalam ketakutan, melainkan
selalu berusaha melakukan tindakan membangun. Orang seperti ini melihat
perubahan sebagai sesuatau yang wajar. Perubahan adalah tantangan dan
kesempatan untuk berkembang. Ia juga yakin bahwa ia dapat melewati setiap
tantangan sebagai dampak dari perubahan itu
Orang
yang percaya diri akan meniali dirinya secara jujur. Ia sadar akan semua aset
berharga dalam dirinya dan selalu berusaha menemukan aset lain yang belum
dikembangkan. Ia juga membuat analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunity, Threats atau kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman) dalam
dirinya.
Hasil dari analisis ini digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi
pengembangan diri yang lebih realistis
2. Berpikir Rasional
Menurut Habermas, rasionalitas adalah kemampuan berpikir secara logis dan
analitis. Berpikir secara analitis berarti berusaha menyelidiki suatu peristiwa
untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Cara berpikir rasional merupakan cara
berpikir dimana orang mempertimbangkan akal budinya dalam memutuskan sesuatu.
Orang seperti ini tak menerima begitu saja sebuah unsur baru. Ia akan selalu
menyelidikinya dan mempertimbangkannya.
Orang
seperti ini akan cenderung mudah menerima sesuatu yang masuk akal. Bila
perubahan itu mengarah pada sesuatau yang baik, yang masuk akal ia akan
menerima perubahan itu.
Bila perubahan itu tidak masuk akal, dan negatif ia akan dengan segera
menolaknya
3. Terbuka Pada Inovasi
Orang yang terbuka pada inovasi akan cenderung dinamis dan mudah berubah.
Karena ia senantiasa terdorong untuk lebih dalam mengetahui inovasi baru dan
dengan segera mempelajarinya.
Semakin terbuka seseorang terhadap suatu inovasi, semakin besar pula perubahan
yang mungkin terjadi
B. Perilaku Negatif Masyarakat Terhadap
Perubahan Sosial Budaya
1.Penyalahgunaan Teknologi
teknologi disisi lain dapat memudahkan dan membantu kehidupan manusia jika
digunakan secara bijaksana. Akan tetapi ketika teknologi digunakan secara tidak
bijaksana, akan menimbulkan dampak negatif. Misalnya saja teknologi internet
digunakan oleh sebagian orang untuk pornografi dan melakukan kejahatan di dunia
maya
2. Perilaku Kebarat-Baratan
Westernisasi adalah suatu asimilasi kebudayaan barat atau proses soosial yang
memperkenalkan kebiasaan dan praktik-praktik peradaban Barat. Hal ini terjadi
karena mereka menganggap semua yang dari Barat modern. Mereka bertingkah
seperti orang Barat agar dianggap modern. Buktinya yaitu gaya hidup mereka yang
ala barat, mulai dari cara berpakaian hingga pola makan.
Bila diamati, budaya Barat berpotensi mengubah cara berpikir, cara bekerja, dan
cara hidup kita. Ketiga aspek ini tak semuanya negatif atau positif. Dari
ketiga aspek itu, cara hidup lebih cepat berubah daripada cara berpikir ataupun
cara bekerja. Tanpa sadar masyarakat membiarkan kebudayaan Baratmengubah pola
hidup mereka. Gaya hidup masyarakat yang khas sudah mulai menghilang
3.
Konsumerisme
Konsumerisme merupakan sikap atau perilaku suka membeli barang untuk mendapatkan
prestise atau gengsi tertentu, tanpa memperhatikan kegunaanya. Perilaku seperti
ini lebih mendahulukan pemenuhan keinginan dengan gaya hidup mewah daripada
pemenuhan kebutuhan pokok.
Dampak Perilaku Masyarakat Terhadap
Perubahan Sosial Budaya
a.Integrasi Sosial
Manusia atau masyarakat menemukan sistem nilai dan falsafah hidup baru. Apabila
hal ini terjai, maka unsur-unsur yang berbeda dapat saling menyesuaikan,
berarti yang terjadi adalah integrasi sosial
b. Disintegrasi Sosial
Disintegrasi
sosial terjadi ketika unsur-unsur sosial yang berbeda yang ada dalam masyarakat
tidak mampu menyesuaikan diri satu sama lain. Ketika unsur sosial yang satu
memaksakan diri, maka unsur sosial yang lainnya akan memberontak atau melawan.
Gejala disintegrasi sosial
antara lain sebagai berikut:
1. Tidak adanya persamaan pandangan mengenai
tujuan semula yang ingin dicapai.
2. Norma-norma masyarakat mulai tidak
berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian sosial demi mencapai tujuan
bersama.
3. Terjadi pertentangan antarnorma-norma yang
ada dalam masyarakat.
4. Sanksi yang diberikan kepad pelanggar
norma tidak dilaksanakan secara konsekuen.
5. Tindakan-tindakan warga masyarakat
tidaklagi sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
6. Terjadi proses-proses sosial yang bersifat
disosiatif
Bentuk-Bentuk
Disintegrasi Sosial
1. Aksi protes dan demonstrasi
2. Kriminalitas
3. Kenakalan remaja
4. Pelacuran
5. Pergolakan daerah
Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan
Sosial Budaya
a.Sikap Positif terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
-Terbuka (Open Minded)
Masyarakat dapat bersikap terbuka pada perubahan sosial budaya. Masyarakat akan
memperhatikan sesuatu yang baru yang ada disekitar mereka. Setelah itu mereka
melakukan seleksi akan pengaruh tersebut.
Bangsa Indonesia sejak dulu merupakan bangsa yang terbuka terhadap budaya dari
luar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya asimilasi maupun akulturasi yang ada
di Indonesia. Kebudayaan Betawi misalnya, merupakan asimilasi dari kebudayaan
Indonesia, Melayu, Cina, Timur Tengah dan Eropa.
-Antisipatif
Antisipatif
adalah sikap tanggap terhadap sesuatu yang sedang dan akan terjadi. Setelah
bersikap terbuka dengan perubahan yang terjadi, kita juga harus tanggap
terhadap kemungkinan-kemungkinan dan fenomena yang terjadi
-Selektif
Selektif
memiliki dua makna, yang pertama melalui seleksi atau penyaringan, yang kedua
mempunyai daya pilih.
Setelah mengetahui bahwa suatu perubahan sosial budaya memiliki pengaruh baik
atau buruk, masyarakat kemudian melakukan proses seleksi yakni memilih pengaruh
manakah yang memberikan manfaat besar bagi dirinya ataupun orang lain
-Adaptif
Apabila
seseorang telah memutuskan bahwa suatu kebudayaan telah membawa pengaruh
positif bagi dirinya dan orang lain, ia akan menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut. Dengan cara seperti itu, ia akan mudah mengikuti dan menyerap
perubahan itu
-Tidak Meninggalkan Kebudayaan
Asli
Meski
kita telah menerima kebudayaan dari luar, dan telah beradaptasi dengan
kebudayaan tersebut. Hendaklah kebudayaan asli kita senantiasa kita jaga dan
lestarikan agar jangan sampai hilang. Karena kebudayaan asli kita adalah suatu
yang unik dan memiliki nilai yang tinggi
Sikap Negatif terhadap Pengaruh Perubahan
Sosial Budaya
-Tertutup dan Curiga
Sikap tertutup biasanya dimiliki oleh masyarakat yang sudah terlanjur menikmati
dan tenang berada di dalam kebudayaannya yang mapan. Mereka akan merasa tidak
senang apabila ada pengaruh kebudayaan lain yang mencoba masuk kedalamnya.
Perubahan sosial budaya yang masuk dianggap akan merusak tatanan yang
ada. Sikap tertutup dan curiga ini merupakan salah satu ciri
masyarakat tradisional
-Acuh tak Acuh dan Apatis
Sikap
ini mirip dengan sikap tertutup. Hanya saja sikap ini memiliki perbedaan dengan
sikap tertutup dalam hal merasakan perubahan yang datang. Sikap tertutup,
masyarakatnya merasakan penuh pengaruh perubahan itu, akan tetapi sikap acuh
tak acuh dan apatis ini masyarakat atau individu belum tentu merasakan pengaruh
perubahan.
Pada sikap acuh tak acuh ini, masyarakat tak mau tahu dengan apa yang sedang
terjadi, karena pengaruh yang ada tak berdampak apa-apa pada dirinya.
-Tidak Selektif dan Tidak
Berinisiatif
Tidak
selektif berarti tak mampu memilah-milah pengaruh perubahan sosial budaya
manakah yang bermanfaat atau tidak bagi dirinya.
Tidak inisiatif berarti tidak memiliki ide atau prakarsa untuk berbuat sesuatu.
Segala sesuatunya ditentukan oleh pihak lain. Dalam menghadapi perubahan sosial
budaya, orang yang punya inisiatif akan mudah diombang-ambingkan pengaruh dari
luar dirinya.
Penutup
Kesimpulan
1. Gejala perubahan sosial dalam hal ini adalah Globalisasi budaya masyarakat
Indonesia cenderung kearah negative.Ini dapat dilihat dari timbulnya berbagai
macam problema social yang akhir-akhir ini sudah terjadi di lingkungan kita
,termasuk salah satunya adalah konsumerisme.
2. Bangsa Indonesia harus beranjak
dari posisi sebagai konsumen menjadi produsen.Diperlukan strategi untuk
mengkaji kembali secara dinamis nilai-nilai budaya bangsa yang dapat digunakan
sebagai alat untuk menghadapi tantangan masa depan. Patut pula untuk disadari
bahwa terdapat kendala-kendala yang membutuhkan kecermatan yang mendalam dalam
proses pewarisan nilai itu.
3. Perkembangan budaya konsumerisme
menguntungkan para pemilik modal dan memanfaatkan masyarakat yang menjadi
objek. Peran kita sebagai generasi muda seharusnya mempunyai pikiran
kritis untuk menyadari adanya hal ini dan menentang budaya tersebut karena
hanya merugikan bagi kita, serta jangan sampai kita menjadi orang
(agen) yang mendukung dan mengembangkan hal tersebut. Budaya konsumerisme telah
menjadikan mahasiswa lupa dengan posisi mereka sebagai intelektual dan
menjadikan mereka agen yang terjebak dalam posisi tersebut.”Budaya merupakan
bentukan manusia dan dapat dirubah oleh manusia, kesadaran kritis dan proses
transformasi sosial dapat dilakukan untuk merubah keadaan menjadi lebih baik”
Saran
Masyarakat
harus bersikap positif dalam menunjukkan bentuk penerimaan terhadap arus
modernisasi dan globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap
ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima pengaruh modernisasi dan
globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita lebih dinamis, tidak terbelenggu
hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima perubahan dan
kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif, sikap
ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka diri
dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita harus memiliki kepekaan
(antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi. Kaitannya
dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat
menunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan
modernisasi. Setelah kita mampu menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus
mampu memilih (selektif) pengaruh mana yang baik bagi kita dan pengaruh mana
yang tidak baik bagi kita
3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari
sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif merupakan sikap mampu
menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan globalisasi.
Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki
pengaruh positif bagi si pelaku.
4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli,
seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan
yang sudah ada, bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan
seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus dapat
dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh
meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan
salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas
diri mereka sebagai masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Anna Yulia
Hartati, Staf Pengajar FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang Illustrasi Barma
Wikipedia
No comments:
Post a Comment